Bandara, Long Bawan - |
KRAYAN - Sekitar lima ribuan warga Krayan Induk dan Krayan Selatan Kabupaten Nunukan kembali mendambakan pembukaan akses jalur darat dari Krayan menuju Kabupaten Malinau.
Pasalnya sejak 50 tahun terakhir ini warga Krayan terisolasi
dan sangat sulit bertahan hidup. Satu-satunya akses dengan dunia luar dengan
sebuah pesawat komersil Susi Air dan MAF. Itu pun hanya terbatas dan tidak
setiap hari ada.
Tetua Adat Krayan Induk, Yagun Bangau, mengatakan, pihaknya
meminta belas kasihan pemerintah untuk dibukakan akses darat agar warganya bisa
membeli kebutuhan pokok setiap hari, dan menjual hasil panen ke Malinau. Karena
selama ini warganya hanya membeli segala kebutuhan dari Negara Malaysia, dengan
mata uang ringgit dan harganya yang cukup mahal dari harga lokal.
"Kami sudah berkali-kali mendatangi DPR RI dan pejabat
Provinsi. Namun segala keinginan kami tidak pernah digubris, kami benar-benar
sulit bertahan hidup di sini," tutur Yagun Bangau.
Yagun menjelaskan, jalur Krayan menunu Malinau memang cukup
luas, bahkan belum pernah ada lembaga atau instansi Pemerintah melakukan
pemetaan jalan.
Padahal usulan pembangunan jalan sudah diajukan sejak lima
tahun terakhir dan setiap tahun terus saja kami ajukan kepada Pemerintah
Kabupaten dan Pemprov Kaltim.
"Kami disini sebenarnya hanya ingin hidup layak saja
seperti wilayah lainnya, dan jangan sampai kami teriak merdeka atau bergabung
ke Malaysia baru diperhatikan,"tuturnya.
Sementara, mantan Anggota Komisi I DPRD Nunukan Muthang
Balang menanggapi persoalan pembukaan akses jalan dengan nada keras. Bahkan,
dirinya mengatakan Indonesia tidak becus mengurus wilayahnya dan menyarankan
untuk melelangkan Krayan atau menjualnya ke Negara Malaysia atau Singapore.
"Kami hanya diberi janji-janji manis saja jika
mendatangi DPR RI, bahkan saat saya di Dewan pun sudah saya perjuangkan ke
Pemerintah Pusat agar secepatnya membuka akses jalan, tapi upaya itu sampai
sekarang hanya sia-sia," jelasnya yang dihubungi melalui selulernya
kemarin.
Keinginan warga Krayan untuk dibukakan akses jalur Darat,
sepertiny memang hanya sebuah impian belaka. Pasalnya, berkas usulan pengajuan
pembangunan infrastruktur jalan yang diajukan Pemerintah provinsi Kalimantan
Timur dengan memanfaatkan Dana Silva APBN 2011, tidak tercantum soal Krayan.
Proposal pengajuan pembangunan jalan tersebut, hanya
berfokus pada jalur trans Kalimantan yang menghubungkan Kabupaten Bulungan,
Tanjung Redeb, Bontang, hingga Ke Samarinda.
Saat dikonfirmasi Anggota Komisi V DPR RI Hetifah Sjaefudin
menyebutkan, sebenarnya bisa diajukan menggunakan dana sisa APBN, namun jika
akses jalur darat dari Krayan menuju Malinau masuk dalam wilayah kawasan hutan
konservasi Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM), maka harus di selesaikan
dulu.
"Pembangunan jalan yang melalui TNKM, maka harus
di-clear-kan dulu, namun dalam pendanaan bisa memanfaatkan dana sisa APBN, tapi
ini diajukan dulu sama Provinsi dong," tegas Hetifah.
Sebelumnya, Wakil Bupati Nunukan Azmah Gani menyebutkan,
jalur akses darat dari Kecamatan Krayan menuju Kabupaten Malinau wajib
dilakukan agar ekonomi masyarakat Krayan bisa ditingkatkan dan pembangunan bisa
dilakukan di daerah terisolasi tersebut.
"Krayan ini salah satu komitmen saya dengan Pak Basri
agar masyarakat Krayan tidak terisolasi, untuk itu kita lakukan pengajuan
shering Anggaran antara Nunukan, Malinau, Pemprov Kaltim dan Pusat,"
jelasnya beberapa waktu lalu kepada Koran Kaltim.
Hal ini dibenarkan oleh Wakil Bupati Malinau, Topan
Amrullah. Menurutnya antara Bupati Nunukan dan Malinau sudah menjalin kerja
sama untuk membangun jalan dari Krayan menuju desa terdekat di Kabupaten
Malinau, hanya saja penanda tanganan tersebut baru menggunakan APBD Kabupaten
masing-masing, dan pengajuan usulan masih di usulkan sama Pemerintah Pusat
dengan APBN melalui usulan Pemprov Kaltim.
"Kita memang ada perjanjian dengan Nunukan, namun untuk
membangun jalan dari kedua sisi yaitu dari Krayan dan Malinau dulu, ini kota
harapkan sebagai motivasi Provinsi untuk meneruskannya sampai jalannya tembus,
karena jalur antar Kabupaten ini menjadi kewajiban Provinsi dan Pusat,"
jelasnya saat ditemui Koran Kaltim di VIP Bandara Juwata Tarakan.
Sementara, menurut situs Pemprov Kaltim, TNKM yang memiliki
luas sekitar 1,3 juta hektar, dan jalur jalan darat yang akan dibuka akan
melalui sekitar 3 sungai besar selebar 10 -40 meter, dan 500 anak sungai
selebar 2-10 meter.
Sulitnya medan, membuat pembukaan akses jalan ini belum
terealisasi hingga saat ini, padahal keterisoliran warga Krayan sudah sangat
memprihatinkan.
Sumber : inilah.com
permisi mas apa ada sinyal internet di krayan?
BalasHapus