Jumat, 28 Juni 2013

Meski Kaya Potensi Alam, Krayan Tetap Butuh Perhatian Khusus

Di Balik Senyuman Indah Warga Krayan, Kecamatan
Krayan begitu kaya akan hasil alamnya, tak heran jika sebelumnya warga setempat sangat bergantung dengan alam sekitar. Bahkan Krayan juga salah satu kecamatan yang sangat luas, menaungi lebih kurang 70 desa. Krayan juga diketahui sebagai kecamatan yang memiliki jumlah desa terbanyak di Indonesia. Sayang meski kaya akan keindahan alamnya, pesona Krayan hingga kini masih sulit dijangkau karena kendala transportasi dan infrastruktur yang kurang memadai.
Setelah puas belajar dan bermain di Culture Field School (CFS) di rumah kubu lepoo dan daan di Desa Terang Baru, hari selanjutnya kami mengunjungi air terjun Pa’ Remayo yang konon menjadi objek handalan di Kecamatan Krayan tepatnya di Desa Pa Betung. Selain menjadi tempat wisata air terjun Pa’ Remayo juga menjadi tumpuan Pembangkit Tenaga Listrik Air (PLTA) untuk penerangan di sejumlah desa di Krayan.
Udara sejuk di Long Bawan tidak mengurangi niat kami menuju Desa Pa Betung. Hanya saja hingga pukul 11.00 siang waktu setempat, kami belum juga beranjak menuju air terjun itu. Ini dikarenakan lagi-lagi kami kesulitan transportasi untuk bisa sampai kesana. Padahal untuk sampai ke air terjun itu kita membutuhkan banyak waktu lebih kurang dua hingga tiga jam.
Berkeliling Long Bawan kami mencari kendaraan sambil menanyakan akses jalan menuju Pa’ Remayo. Kebanyakan dari warga yang kami temui mengaku belum pernah datang ke sana. “Bapak mau ke air terjun ? Jalanannya jauh pak saya saja orang sini belum pernah berkunjung kesana. Apalagi kalau pas hujan bisa-bisa tidak tembus ke air terjunnya,” jelas salah satu warga Long Bawang kepada Juni Mardiansyah Kepala BKPMPT Nunukan saat mencari kendaraan sewa. 
Lama berkeliling kendaraan belum juga kami dapat. Pasalnya untuk sewa motor biayanya lebih kurang Rp 500 ribu rupiah sementara untuk mobil bisa bekisar satu juta hingga satu juta lima ratus ribu rupiah. Beruntung di perjalanan kami bertemu dengan Alex Balang salah satu warga Long Bawang yang aktif di Forum Masyarakat Adat Dataran Tinggi (Formadat). Laki-laki bertubuh besar itu aktif sebagai relawan pemerhati ecowisata di Kecamatan Krayan.
“Bapak dengan rombongan mau ke air terjun kah ? Tempatnya memang bagus pak, tapi sayang jalanannya belum mulus. Saya sarankan Bapak bersama teman-teman naik motor saja kesananya biar tidak terlalu jauh jalan kaki untuk mencapai puncak air terjunnya. Tapi saya ingatkan agar lebih berhati-hati karena kondisi jalan berlubang, sempit dan banyak tumbuhan liar. Kalau tidak hati-hati bisa jatuh,” terang Alex kepada rombongan BKPMPT Nunukan.
Sekedar diketahui Krayan memang memiliki kekayaan yang berlimpah. Namun perhatian yang saat ini diberikan masih jauh dari yang diharapkan warga setempat. Seandainya Pemerintah Pusat mau bekerjasama lebih ekstra dengan Pemerintah Daerah Kabupetan Nunukan. Dipastikan Krayan menjadi salah satu teras perbatasan NKRI yang terindah dan terkenal di Asia maupun hingga penjuru dunia. Seperti harapan Alex Balang yang hingga kini tidak pernah berputus asa untuk terus memperkenalkan lokasi wisata di Krayan di khalayak luas.
“Kalau saya sebagai warga disini tidak berharap yang macam-macam kepada pemerintah. Mimpi saya kedepan semoga Pemerintah Pusat mau lebih memberikan perhatiannya kepada daerah-daerah perbatasan khususnya di tanah Krayan ini. Bagaimana pembangunan disini bisa maksimal kalau hanya mengandalkan pemerintah daerah yang secara anggaran saja kita saat ini sudah sangat terbatas. Seandainya ada perhatian khusus dan pemerintah mau berkorban untuk glontorkan anggaran fokus kepada pembangunan Krayan, mungkin tidak hanya kami tapi seluruh Indonesia juga akan bangga terhadap Krayan karena bisa mengejar ketertinggalan kita dengan negera tetangga,” harap Alex kepada pemerintah untuk laju pembangunan di kecamatan perbatasan itu.
Akhirnya kendaraan pun siap kami kemudian langsung menuju Desa Pa Betung tempat air terjun Pa’ Remayo. Seperti yang sudah diingatkan warga lokal untuk menikmati air terjun tersebut tidaklah mudah. Beberapa kali terjatuh karena jalanan yang buruk akhirnya kamipun tiba di tingkatan ke dua air terjun itu. Tak ingin mensia-siakan waktu kami langsung menikmati kesejukan dan derasnya air terjun Pa’ Remayo. Selain itu kami juga tidak lupa mengabadikannya dengan berfoto bersama sebelum akhirnya kami kembali pulang ke penginapan di Desa Long Bawan
“Biarpun kami sempat jatuh dan harus mendorong motor karena terjebak kubang lumpur, tapi pas sampai di Pa’ Remayo bahagianya sungguh luas biasa. Lelah kami tu terbayar sama segarnya deras air terjun Pa’ Remayo bah. Sayang kami enda bisa lama-lama disana karena sudah kesorean jadi kami harus cepat pulang biar tidak kemalaman sampai penginapan,” tutup Juni Mardianysah. (***)

Sumber : Radar Tarakan
Categories:

1 komentar: